Singing Hatsune Miku -->

26 Maret 2016

Kolam Piranha

Oh ikan

Siapa sih yang gak kenal ikan? Ikan itu adalah hewan laut yang bernafas melalui insang. Yups, salah satunya dikenal dengan ikan piranha. Ikan yang mirip bawal ini memang disebut-sebut sebagai ikan predator yang paling terkenal di dunia, termasuk di Indonesia. Seperti namanya, ikan dari Amerika Selatan ini memiliki perut yang berwarna merah, dengan tubuhnya yang gelap. Tidak seperti ikan predator lain, Piranha suka hidup dalam kelompok, ikan ini mudah stress loh kalo dipelihara sendirian.

penampakan piranha

Tahu gak sobat? Satu kelompok piranha yang lapar dapat menghabiskan seekor mangsa berukuran sedang hanya dalam beberapa menit saja. Jadi, kalau ingin memelihara piranha, kalian harus memperhatikan jadwal makan mereka, karena bisa-bisa ikan ini memangsa temannya sendiri.
Ngomong-ngomong tentang ikan, Smpn 3 Pekanbaru membuat kolam ikan loh! senang deh rasanya, bisa liat ikan setiap hari disana. Kita do'a kan saja ya sobat, semoga dimasukkan Ikan Piranha. lol

video piranha makan

6 Maret 2016

Manggar




Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari pesisir Samudera Hindia di sisi Asia, namun kini telah menyebar luas di seluruh pantai tropikadunia.
Tandan bunga yang masih muda, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma) atau manggar dalam bahasa Jawa, dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Mayang oleh orang Jawa-Mataraman dipakai sebagai bahan pengganti gori dalam pembuatan gudeg dan disebut gudeg manggar. Bunga betina atau buah mudanya, disebut bluluk dalam bahasa Jawa, dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasimenjadi tuak. Gula kelapa juga dibuat dari nira ini.

sumur: wikie

5 Maret 2016

Bumi, kamu sakit?

Halo apa kabar bumi yang sedang kita tinggali dari kecil dulu sampai sekarang ? Apakah dia sekarang baik-baik saja ? Apakah dia tidak pernah mengalami demam, flu, dsb. seperti apa yang sering kita alami ?


Melihat sekarang bahwasannya alam yg kita naungi sudah menunjukkan gejala-gejala yg tidak seperti biasanya lagi. Cuaca yang tidak menentu, terkadang panas tapi dalam sekejap bisa turun hujan yang sangat deras, lalu banyak terjadinya bencana alam yg terjadi seperti, tanah langsor, banjir, belum lagi soal pencemaran air, kerusakan hutan, dll. Kini kerusakan lingkungan hidup semakin hari semakin parah, kondisi tersebut secara langsung maupun tidak mengancam kehidupan kita. Disadari ataupun tidak faktor yg menyebabkan kerusakan lingkungan disekitar kita merupakan salah satu dari campur tangan kita. Ya, banyak aktifitas tidak ramah lingkungan yang dilakukan. Seperti, membuang sampah sembarangan, MCK di sungai yg mengakibatkan sungai mencadi tercemar oleh detergen, perusakan/pembakaran hutan, kegiatan pertambangan yang tidak menghiraukan alam, pencemaran udara, air, dsb.

Tahu kah kalian? Meski memiliki perairan yg luas, masyarakat Indonesia sulit mendapatkan air bersih. Padahal jika ditotal, Indonesia memiliki sumber air sebesar 6 % dari seluruh dunia. Sangat besar bukan ? namun hal tersebut sepertinya tidak berguna karena faktanya 80 % penduduk di Indonesia tidak memiliki akses air pipa bersih. Banyak dari kita masih menggunakan air sungai untuk MCK, masak, dll. Mencari sungai yg bersih di indonesia itu bagai mencari jarum ditumpukan jerami, karena hampir semua sungai di Indonesia itu sudah tercemar. Salah satunya adalah sungai Citarum, fyi aja nih guys... sungai Citarum pernah loh... dinobatkan oleh GreenCrossSwitzerland sebagai sungai palaing tercemar di dunia. Keren kan ? ya, enggaklah.. padahal nih ya sungai ini menyediakan 80% dari air permukaan Jakarta dan mengirigasi pertanian yang mensuplai 5% dari pertanian padi di Indonesia.



Karena kita yang menempati, sudah selayaknya kita bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam ini, betulll...? semuanya adalah orang yang diberi amanah untuk menjaga alam ini, jadi setiap individu sudah harusnya mulai aware akan hal ini, tetapi Manusia, sering kali tidak cukup puas dengan apa yang sudah ada. Apa yang sudah diturunkan oleh Sang Maha Kuasa. Benar saja, manusia memang seperti ini. Tidak pernah merasa cukup ataupun puas atas apa yang mereka dapatkan.

Negeri ini sudah langganan yang namanya banjir, khususnya ibukota, Jakarta. Seakan banjir tidak pernah absen menggenangi daratan kota besar itu. Bahkan beberapa tahun terakhir sempat ada wacana, Banjir Jakarta bisa diatasi, namun, sampai sekarang buktinya pun masih saja mereka absen.

Banjir bisa jadi sudah kadung "jatuh cinta" dengan kota itu, sehingga tak ayal kalau selalu datang. Akhir-akhir ini pun ada beberapa pejabat negeri yang bilang, kalau banjir ini sabotase, bagaimana bisa sabotase? daimana asalnya? siapa yang melakukannya? sungguh, pernyataan yang nampak putus asa, dan tak ada harapan.

Padahal, banjir datangnya dari dua permasalahan yang ada di masyarakat. Pertama, masyarakat yang kurang peka terhadap lingkungan, kurang memerhatikan sampah, tidak menjaga kebersihan, masih banyak yang membuang sampah ke sungai hingga menghambat lajunya air sungai, dan permasalahan yang kedua adalah tidak bagusnya sistem drainase, kurangnya taman kota, taman resapan air, tanah lapang yang kosong, dan pintu sungai yang kurang maksimal perawatannya.

Lalu, bagaimana masyarakat, pemerintah dan instansi terkait mampu menanganinya?
Berikut adalah 5 cara mengatasi dan mencegah terjadinya banjir :

1.Membuat Saluran Air yang Baik

Dibutuhkan adanya sistem irigasi sampai pembuangan akhir yang jelas. Jangan sampai akhir saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga airnya akan meluber. Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari tumpukan sampah berfungsi menerima limpahan genangan air dari areal perumahan yang over load karena hujan, saluran air ini nantinya akan bermuara ke sungai besar di sekitar daerah tersebut.

Saluran air yang baik juga bisa berupa Terowongan Saluran Air di Bawah Tanah, yang menjamin semua air hujan akan disalurkan menuju laut. Sistem yang seperti ini telah lama diterapkan oleh Negara berkembang seperti Jepang.

2. Buanglah Sampah pada Tempatnya


Dibutuhkan kedisiplinan warga untuk membuang sampah di tempat sampah dan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolahan sampah di tempat pembuangan akhir sampah juga sangat diperlukan, karena apabila sampah dibuang secara sembarangan dan terkena hujan deras, maka sampah tersebut akan mengikuti aliran air sampai sungai. Ini juga akan menjadi penyebab banjir.

Pengelolahan sampat yang tepat bisa membantu mencegah banjir. Tentu saja harus ada pemilahan dan pengelolahan yang tepat. Misalnya, dibedakan antara sampah organik dan sampak anorganik. Sampah organik seperti potongan sayuran, sisa makanan yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang seperti sampah plastik, kaleng, dan kertas.

3. Rajin Membersihkan Saluran Air

Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Bukan hanya sampah yang terbuang di saluran air, namun juga sampah dari saluran air seperti tumbuhan-tumbuhan air yang telah mati, jika berkumpul juga akan menghambat saluran air. Tanaman-tanaman di sekitar sungai pun perlu ditanam sebanyak mungkin yang fungsinya untuk memperkuat bantaran sungai sehingga mencegah terjadinya longsor di bantaran ke sungai.

4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir

Bendungan, yang memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan untuk pengairan, tempat pemancingan, atau tempat untuk pembangkit tenaga listrik.

Tanggul, yang merupakan bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di sekitar sungai. Kanal air, yang merupakan sungai buatan untuk mengalirkan air sungai sehingga air sampai ke laut.

5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah

Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki penyerapan air yang baik, untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat menyerap air dengan baik. Salah satunya adalah dengan menanam pohon berbatang besar atau tanaman yang memiliki daya serap air tinggi, seperti tanaman pacar air, pohon mangga, pohon duku, pohon kenanga, dll di areal sekitar rumah anda. Tanaman dapat menyerap air melalui akar, yang selanjutnya akan diangkut menuju batang dan daun oleh jaringan xilem. Apabila masing-masing rumah di kampung anda memiliki minimal satu pohon, maka dapat dipastikan kampung anda dapat terhindar dari banjir.

"Lah, kalo udah terjadi gimana??"

Jika banjir terjadi, ada berbagai tindakan yang dapat kita lakukan yaitu:

1. Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan.

2. sumbangan berupa uang. Menyumbang uang merupakan cara yang mudah dan efektif untuk membantu korban banjir.
  • Pastikan Anda menyumbang ke organisasi tepercaya, misalnya Palang Merah Indonesia atau UNICEF. Sayangnya, organisasi gadungan dapat muncul setelah bencana terjadi dan menipu para penyumbang yang berniat baik.
  • Cari tahu apakah sumbangan dapat diberikan melalui SMS. Baru-baru ini, banyak organisasi kemanusiaan menyediakan kata kunci dan nomor telepon untuk mempermudah orang-orang memberikan sumbangan. Jumlah uang yang Anda sumbangkan akan muncul di tagihan telepon berikutnya. Cara ini sangat mudah dan efektif: untuk menyumbang, Anda hanya perlu mengirim SMS, berupa kata kunci yang telah disediakan, ke nomor telepon terkait.

Saling berbagi adalah hal yang sangat indah dan baik untuk dilakukan, seperti halnya yang dilakukan oleh SMPN 3 Pekanbaru, dimana ketika kabupaten  Kampar mengalami banjir, SMPN 3 Pekanbaru turut ikut membantu melalui berbagai hal seperti menyumbangkan pakaian bekas layak pakai sampai uang yang jumlahnya luar biasa.


Sebenarnya, banyak banget pelajaran yang bisa kita ambil dari sini.. kita perlu sadar akan bumi kita ini, bumi kita sudah tua (dalam arti kita perlu melestarikan bumi kita ini).. hal yang sangat sederhana pun akan menjadi sangat penting, seperti membuang sampah sembarangan... banjir terjadi juga karena sampah yang berserakan dimana-mana, dan penghijauan yang kurang.. oleh karena itu, kita mesti jaga kebersihan dimanapun kita berada karena selain bersih, bumi kita akan menjadi sehat..

19 Februari 2016

Kita

MANUSIA

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan


Ciri-ciri

Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi objek menggunakan jari jempol (ibu jari).

Habitat

Pandangan konvensional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih enam miliar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.

Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di daerah Asia. Mayoritas sisanya berada di Amerika (14%), Afrika (13%) dan Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di Australia.

Bagi kebanyakan manusia, kerohanian, dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri, dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang, dan ditolak oleh lainnya. Juga, yang menjadi perdebatan di antara organisasi agama adalah mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani, dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.
wikie

6 Januari 2016

"Hidup Kadang Gak Adil", Apa Berarti Tuhan Juga?


Sering saya dengar orang bilang, “hidup itu kadang gak adil, walaupun begitu.....”.  Sebenernya, saya sedikit sebal mendengar kata-kata ini. Kenapa? Karena sepertinya secara gak langsung mengatakan bahwa Tuhan itu juga kadang gak adil. Koq bisa? Tentu saja. Siapa sih pencipta kehidupan ini? Tuhan kan? Kalo apa yang diciptakan itu kadang gak adil, berarti sama juga donk dengan yang menciptakan. Ciptaan, sedikit banyak juga “menggambarkan” penciptanya,kan? Mungkin ada yang marah mendengar komentar saya di atas. Tapi, jujur, saya sebel. Dan, yah, sedikit banyak , saya merasa kata-kata itu adalah pembenaran, sekaligus penghiburan. “hidup kadang gak adil”, itu adalah ungkapan “emosi” kita karena melihat “ketidakadilan kehidupan”(itu adalah pendapat menurut kita), sedangkan kata-kata,”walaupun begitu....”, itu adalah penghiburan atas ketidakadilan yang kita rasakan, agar kita dapat terus maju. Tapi, bukankah dengan begitu, kita secara gak langsung jadi meragukan keadilan Tuhan?  Pada suatu titik, bisa jadi karena pemikiran seperti itu, kita justru “marah” kepada Tuhan. Karena terus memaksakan pemikiran seperti itu, namun kenyataannya selalu kembali pada hal yang sama. Pun, jika tidak “marah”, seringkali kita jadi menutup hati dan mata kita atas segala realitas yang ada.
Tapi, masa’ Tuhan itu gak adil? Bagaimana itu mungkin? Apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan keadilan? Di mana keadilan Tuhan? Adil Selama ini, kita seringkali mendefinisikan adil sebagai sama rata.

Sesuatu dikatakan adil, jika sama-sama memiliki.....Padahal, seperti kita tahu, sudah menjadi sunnatullahNya/kodratNya manusia itu berbeda. Berbeda dalam kepribadian, kondisi, ataupun fisik. Jika manusia tercipta dalam kondisi yang sama, apakah itu bisa dikatakan manusia? Bukankah kalo’ kaya’ gitu jadinya sama dengan barang-barang pabrikan ciptaan manusia, yang diciptakan dalam kondisi yang sama, dan hasil yang sama? Apakah kita mau memiliki kualitas yang sama dengan barang-barang pabrikan itu? Lalu, jika itu terjadi, bagaimanakah dengan kelebihan yang dimiliki manusia dengan keberagaman yang mereka miliki (dibahas lebih lanjut di lain posting). Benarkan keadilan itu sesuatu yang justru membuat kita tidak istimewa? Lalu, yang perlu ditanyakan kembali, benarkah yang itu yang dinamakan keadilan? Sama rata? Jika tidak, lalu apakah itu keadilan? Menurut saya, keadilan itu, ada pada sunnatullahNya, hukum Tuhan, atau kadang ada yang menyebutnya hukum alam. Apa maksudnya? Dengan adanya sunnatullah, kita dapat hidup secara adil. Misalnya saja : Dengan berbagai sunnatullah yang telah Ia atur, manusia yang awalnya berada di taraf bawah, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi sukses, dengan yang berada di kalangan atas. Buktinya? Ada banyak orang yang mendaki dari bawah, untuk mendapatkan kesuksesan. Tidak jarang dari mereka yang sukses. Pun, tidak kalah dari orang yang startnya lebih tinggi dari mereka. Begitu pula dari yang berada di posisi lebih tinggi, bisa saja berada di bawah. Semua itu, tergantung dari pilihan dan tindakan mereka.

Jika mereka memilih sunnatullah untuk sukses (misal : berusaha keras dan cerdas), maka mereka akan sukses, gak peduli siapapun mereka dan darimana mereka berasal). Begitu pula jika mereka tidak melakukan sunnatullah untuk sukses, siapapun dia, dia gak akan bisa menjadi sukses. Sama halnya dengan orang yang memiliki keterbatasan. Apapun keterbatasan yang mereka miliki, itu bukan halangan bagi mereka untuk hidup bahagia dan sukses. Asalkan mereka menjalankan sunnatullahNya. Bahkan bisa jadi kesuksesan mereka mungkin “lebih” dari orang yang normal secara fisik. Adil bukan?Setiap orang mendapatkan hal yang setimpal untuk perbuatan mereka. Setiap orqang memiliki kesempatan untuk meraih keinginannya. Setiap orang pasti akan mendapat konsekuensi dari setiap perbuatan mereka. Tersedia begitu banyak jalan buat kita. Tinggal bagaimana kita memilih dan menjalankan konsekuensinya. Keadilan, bukan terletak pada kondisi yang terlihat, tetapi dari “jalan-jalan” yang kita pilih dan “pengorbanan”  untuk mencapainya, dari kesempatan dan potensi yang terbuka untuk mencapai “kesuksesan”. Sekalipun, ia gak mencapainya dalam satu waktu, tetapi bukan berarti ia gak akan bisa mencapai tujuannya. Bahkan, ia mendapatkan “pelajaran hidup” sebagai gantinya, sebagai bekal untuk “kesuksesan” yang akan diraihnya kelak. Tiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih berbagai hal, untuk mengembangkan dirinya. Tidak peduli bagaimanapun kondisi awal dirinya. Asalkan apa yang kita pilih, memang sesuai dengan tujuan kita, dan apa yang kita lakukan memang sesuai dengan tujuan dan pilihan kita. Jika yang kita pilih itu positif, ya akan mengarah pada hal yang positif, jika negatif ya akan mengarah kepada hal yang negatif pula. Justru saat Tuhan memberikan keadilan dalam bentuk kesama-rataan, maka kita tidak akan mencapai kemajuan peradaban yang seperti sekarang, pun tidak ada kreatifitas, juga bisa jadi, tidak akan sedih dan senang. Karena semuanya sama rata, tidak ada dinamika, tidak ada perbedaan sebagai pemicunya. Justru, saat Tuhan menciptakan semua dalam keadaan sama rata, tidak akan dunia yang sesempurna dan seluar biasa ini untuk ditinggali.

Kita tidak seharusnya menyalahkan keadaan atas segala yang terjadi, tapi seharusnya, kitalah yang mengubahnya. Kita lah yang dititipkan kemampuan untuk itu, oleh Tuhan. Yang diberi tanggung jawab untuk mengubahnya bukan Tuhan, tetapi kita. Kita semua, bersama, sebagai manusia. Bukan sebagai satu suku, agama, ras, atau yang lainnya.Tetapi sebagai manusia. Seperti halnya manusia yang merupakan makhluk sosial, begitu pula dengan sunnatullah antar manusia akan saling berhubungan, dan membawa pada konsekuensi tersendiri. Kesimpulan Jangan pernah menyalahkan kehidupan atas apa yang telah terjadi. Kita manusia, yang diberkahi dengan “perlengkapan canggih” untuk “mengupgrade” kehidupan. Jika seandainya terdapat sesuatu yang tidak seharusnya, itu berarti adalah kesempatan kita untuk mengubahnya. Merupakan keputusan kita, untuk menjadikan kehidupan kita bahagia atau bukan. Merupakan keputusan kita, untuk menjalankan sunnatullahNya atau tidak. Kita gak akan rugi sama sekali dengan menjalankannya, justru banyak  untung yang akan kita dapatkan. “Tuhan gak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu mengubahnya sendiri” => Tuhan sudah memberikan bekal freewill, dan berbagai hal lain (yang gak bisa terhitung jumlahnya) pada kita untuk melakukannya.


Masihkah kita merasa itu gak adil? Masihkah kita bermanja pada Tuhan kita, dan protes sana-sini? Tuhan pun menciptakan kita, bukan agar kita jadi seenaknya sendiri. Akan selalu ada akibat karena ada sebab, itu yang “diajarkan” Tuhan pada kita, melalui sunnatullah-sunnatullahNya. Agar kita selalu belajar dan belajar menjadi lebih baik.